Firman Allah I
:
]
قل أفرأيتم ما تدعون من دون الله إن أرادني الله بضر هل هن كاشفات ضره أو أرادني
برحمة هل هن ممسكات رحمته قل حسبي الله عليه يتوكل المتوكلون [
“Katakanlah (hai Muhammad kepada
orang-orang musyrik) : terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain
Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemadhoratan kepadaku, apakah berhala
berhala itu dapat menghilangkan kemadhorotan itu ?, atau jika Allah menghendaki
untuk melimpahkan suatu rahmat kepadaku apakah mereka mampu menahan rahmatNya
?, katakanlah : cukuplah Allah bagiku, hanya kepadaNyalah orang orang yang
berserah diri bertawakkal.” (QS. Az zumar, 38 )
Imron bin Husain t
menuturkan bahwa Rasulullah r
melihat seorang laki-laki memakai gelang yang terbuat dari kuningan, kemudian beliau
bertanya :
" ما هذه ؟، قال : من الواهنة، فقال :
انزعها فإنها لا تزيدك إلا وهنا، فإنك لو مت وهي عليك ما أفلحت أبدا "
“Apakah itu ?”, orang laki-laki itu
menjawab : “gelang penangkal penyakit”, lalu Nabi bersabda : “lepaskan gelang
itu, karena sesungguhnya ia tidak akan menambah kecuali kelemahan pada dirimu,
dan jika kamu mati sedangkan gelang ini masih ada pada tubuhmu maka kamu tidak
akan beruntung selama lamanya.”( HR. Ahmad dengan sanad yang bisa diterima )
Di riwayatkan oleh Imam Ahmad pula dari Uqbah
bin Amir, dalam hadits yang marfu’,
Rasulullah r
bersabda :
" من تعلق تميمة فلا أتم الله له، ومن
تعلق ودعة فلا ودع الله له"، وفي رواية :" من تعلق تميمة فقد
أشرك".
“Barang siapa yang menggantungkan tamimah
([2]) maka
Allah tidak akan mengabulkan keinginannya, dan barang siapa yang menggantungkan
Wada’ah ([3]) maka
Allah tidak akan memberikan ketenangan kepadanya” dan dalam riwayat yang lain
Rasul bersabda : “Barang siapa yang menggantungkan tamimah maka ia telah
berbuat kemusyrikan”.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Hudzaifah
bahwa ia melihat seorang laki-laki yang ditangannya ada benang untuk mengobati
sakit panas, maka dia putuskan benang itu seraya membaca firman Allah I
:
]
وما
يؤمن أكثرهم بالله إلا وهم مشركون [
“Dan sebagian besar dari mereka tidak
beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan
sesembahan sesembahan lain ). ( QS. Yusuf, 106 ).
Kandungan bab ini :
1-Larangan keras memakai gelang ,
benang dan sejenisnya untuk tujuan-tujuan seperti tersebut diatas.
2-Dikatakan bahwa sahabat Nabi tadi
apabila mati sedangkan gelang ( atau sejenisnya ) itu masih melekat pada
tubuhnya, maka ia tidak akan beruntung selamanya, ini menunjukkan kebenaran
pernyataan para sahabat bahwa syirik kecil itu lebih berat dari pada dosa
besar.
3-Syirik tidak dapat dimaafkan dengan alasan tidak mengerti.
4-Gelang, benang dan sejenisnya tidak
berguna untuk menangkal atau mengusir suatu penyakit, bahkan ia bisa mendatangkan
bahaya, seperti sabda Nabi Muhammad r
: “… karena dia hanya akan menambah kelemahan pada dirimu”.
5-Wajib mengingkari orang orang yang
melakukan perbuatan di atas.
6-Penjelasan bahwa orang yang
menggantungkan sesuatu dengan tujuan di atas, maka Allah akan menjadikan orang
tersebut memiliki ketergantungan pada barang tersebut.
7-Penjelasan bahwa orang yang
menggantungkan tamimah telah melakukan perbuatan syirik.
8-Mengikatkan benang pada tubuh untuk
mengobati penyakit panas adalah bagian dari syirik.
9-Pembacaan ayat di atas oleh
Hudzaifah menunjukkan bahwa para sahabat
menggunakan ayat-ayat yang berkaitan dengan syirik akbar sebagai dalil untuk
syirik ashghor, sebagaimana penjelasan yang disebutkan oleh Ibnu Abbas dalam
salah satu ayat yang ada dalam surat
Al Baqarah ([4]).
10-Menggantungkan Wada’ah untuk
mengusir atau menangkal penyakit, termasuk syirik.
11-Orang yang menggantungkan tamimah
didoakan : “semoga Allah tidak akan mengabulkan keinginannya” dan orang
yang menggantungkan wadaah didoakan : “semoga Allah tidak memberikan
ketenangan pada dirinya.”
([1] )Dimulai dengan bab ini, penulis hendak menerangkan
lebih lanjut tentang pengertian tauhid dan syahadat “La Ilaha Illallah”, dengan
menyebutkan hal hal yang bertentangan dengannya, yaitu : syirik dan macam
macamnya, baik yang akbar maupun yang ashghor, karena dengan mengenal syirik
sebagai lawan tauhid akan jelas sekali pengertian yang sebenarnya dari tauhid
dan syahadat “La Ilah Illah”.