Translate

Jumat, 23 Maret 2012

MEMAKAI GELANG DAN SEJENISNYA UNTUK MENANGKAL BAHAYA ADALAH PERBUATAN SYIRIK




MEMAKAI GELANG DAN SEJENISNYA UNTUK MENANGKAL BAHAYA ADALAH PERBUATAN SYIRIK

   Firman Allah I :
] قل أفرأيتم ما تدعون من دون الله إن أرادني الله بضر هل هن كاشفات ضره أو أرادني برحمة هل هن ممسكات رحمته قل حسبي الله عليه يتوكل المتوكلون [
   “Katakanlah (hai Muhammad kepada orang-orang musyrik) : terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemadhoratan kepadaku, apakah berhala berhala itu dapat menghilangkan kemadhorotan itu ?, atau jika Allah menghendaki untuk melimpahkan suatu rahmat kepadaku apakah mereka mampu menahan rahmatNya ?, katakanlah : cukuplah Allah bagiku, hanya kepadaNyalah orang orang yang berserah diri bertawakkal.” (QS. Az zumar, 38 )

   Imron bin Husain t menuturkan bahwa Rasulullah r melihat seorang laki-laki memakai gelang yang terbuat dari kuningan, kemudian beliau bertanya :
" ما هذه ؟، قال : من الواهنة، فقال : انزعها فإنها لا تزيدك إلا وهنا، فإنك لو مت وهي عليك ما أفلحت أبدا "
   “Apakah itu ?”, orang laki-laki itu menjawab : “gelang penangkal penyakit”, lalu Nabi bersabda : “lepaskan gelang itu, karena sesungguhnya ia tidak akan menambah kecuali kelemahan pada dirimu, dan jika kamu mati sedangkan gelang ini masih ada pada tubuhmu maka kamu tidak akan beruntung selama lamanya.”( HR. Ahmad dengan sanad yang bisa diterima )

   Di riwayatkan oleh Imam Ahmad pula dari Uqbah bin Amir, dalam hadits yang marfu’,  Rasulullah r bersabda :
" من تعلق تميمة فلا أتم الله له، ومن تعلق ودعة فلا ودع الله له"، وفي رواية :" من تعلق تميمة فقد أشرك".
“Barang siapa yang menggantungkan tamimah ([2]) maka Allah tidak akan mengabulkan keinginannya, dan barang siapa yang menggantungkan Wada’ah ([3]) maka Allah tidak akan memberikan ketenangan kepadanya” dan dalam riwayat yang lain Rasul bersabda : “Barang siapa yang menggantungkan tamimah maka ia telah berbuat kemusyrikan”.

   Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Hudzaifah bahwa ia melihat seorang laki-laki yang ditangannya ada benang untuk mengobati sakit panas, maka dia putuskan benang itu seraya membaca firman Allah I :
] وما يؤمن أكثرهم بالله إلا وهم مشركون [
   “Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sesembahan sesembahan lain ). ( QS. Yusuf, 106 ).

   Kandungan bab ini :
1-Larangan keras memakai gelang , benang dan sejenisnya untuk tujuan-tujuan seperti tersebut diatas.
2-Dikatakan bahwa sahabat Nabi tadi apabila mati sedangkan gelang ( atau sejenisnya ) itu masih melekat pada tubuhnya, maka ia tidak akan beruntung selamanya, ini menunjukkan kebenaran pernyataan para sahabat bahwa syirik kecil itu lebih berat dari pada dosa besar.
3-Syirik tidak dapat  dimaafkan dengan alasan tidak mengerti.
4-Gelang, benang dan sejenisnya tidak berguna untuk menangkal atau mengusir suatu penyakit, bahkan ia bisa mendatangkan bahaya, seperti sabda Nabi Muhammad r : “… karena dia hanya akan menambah kelemahan pada dirimu”.
5-Wajib mengingkari orang orang yang melakukan perbuatan di atas.
6-Penjelasan bahwa orang yang menggantungkan sesuatu dengan tujuan di atas, maka Allah akan menjadikan orang tersebut memiliki ketergantungan pada barang tersebut.
7-Penjelasan bahwa orang yang menggantungkan tamimah telah melakukan perbuatan syirik.
8-Mengikatkan benang pada tubuh untuk mengobati penyakit panas adalah bagian dari syirik.
9-Pembacaan ayat di atas oleh Hudzaifah  menunjukkan bahwa para sahabat menggunakan ayat-ayat yang berkaitan dengan syirik akbar sebagai dalil untuk syirik ashghor, sebagaimana penjelasan yang disebutkan oleh Ibnu Abbas dalam salah satu ayat yang ada dalam surat Al Baqarah ([4]).
10-Menggantungkan Wada’ah untuk mengusir atau menangkal penyakit, termasuk syirik.
11-Orang yang menggantungkan tamimah didoakan : “semoga Allah tidak akan mengabulkan keinginannya” dan orang yang menggantungkan wadaah didoakan : “semoga Allah tidak memberikan ketenangan pada dirinya.”



([1] )Dimulai dengan bab ini, penulis hendak menerangkan lebih lanjut tentang pengertian tauhid dan syahadat “La Ilaha Illallah”, dengan menyebutkan hal hal yang bertentangan dengannya, yaitu : syirik dan macam macamnya, baik yang akbar maupun yang ashghor, karena dengan mengenal syirik sebagai lawan tauhid akan jelas sekali pengertian yang sebenarnya dari tauhid dan syahadat “La Ilah Illah”.
([2])Tamimah : sesuatu yang dikalungkan di leher anak anak sebagai penangkal atau pengusir penyakit, pengaruh jahat yang disebabkan oleh rasa dengki seseorang, dan lain sebagainya.
([3])Wada’ah : sesuatu yang diambil dari laut, menyerupai rumah kerang ; menurut anggapan orang orang jahiliyah dapat digunakan sebagai penangkal penyakit. Termasuk dalam pengertian ini adalah jimat.
([4] )Penjelasan Ibnu Abbas ini akan disebutkan dalam bab 42

PENJELASAN TENTANG MAKNA TAUHID DAN SYAHADAT “LA ILAHA ILLALLAH”








PENJELASAN TENTANG
MAKNA TAUHID DAN SYAHADAT “LA ILAHA ILLALLAH

   Firman Allah I :

] أولئك الذين يدعون يبتغون إلى ربهم الوسيلة أيهم أقرب ويرجون رحمته ويخافون عذابه إن عذاب ربك كان محذورا[
“Orang orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada tuhan mereka, siapa diantara mereka yang lebih dekat ( kepada Allah ), dan mereka mengharapkan rahmatNya serta takut akan siksaNya; sesungguhnya siksa Tuhanmu adalah sesuatu yang ( harus ) ditakuti.” ( QS. Al Isra’, 57 )

] وإذ قال إبراهيم لأبيه وقومه إنني براء مما تعبدون إلا الذي فطرني فإنه سيهدين [
“Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapak dan kaumnya : sesungguhnya aku membebaskan diri dari apa yang kalian sembah, kecuali (Allah) Dzat yang telah menciptakan aku, karena hanya Dia yang akan menunjukkan (kepada jalan kebenaran).” (QS. Az  zukhruf, 26-27 ).

] اتخذوا أحبارهم ورهباهم أربابا من دون الله والمسيح بن مريم وما أمروا إلا ليعبدوا إلها واحدا لا إله إلا هو سبحانه عما يشركون[
   “Mereka menjadikan orang-orang alim dan pendeta-pendeta mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah, dan ( mereka mempertaruhkan pula ) Al Masih putera Maryam; padahal mereka itu tiada lain hanyalah diperintahkan untuk beribadah kepada satu sembahan, tiada sembahan yang haq selain Dia. Maha suci Allah dari perbuatan syirik mereka.” (QS. Al  Taubah, 31 ).

] ومن الناس من يتخذ من دون الله أندادا يحبونهم كحب الله والذين آمنوا أشد حبا لله[
“Diantara sebagian manusia ada yang menjadikan tuhan-tuhan tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah, adapun orang-orang yang beriman lebih besar cintanya kepada Allah.” ( QS. Al Baqarah, 165 ).

Diriwayatkan dalam Shoheh Muslim, bahwa Rasulullah r bersabda :
" من قال لا إله إلا الله وكفر بما يعبد من دون الله حرم ماله ودمه وحسابه على الله "
   “Barang siapa yang mengucapkan لا إله إلا الله , dan mengingkari sesembahan selain Allah, maka haramlah harta dan darahnya, adapun perhitungannya adalah terserah kepada Allah”.

   Keterangan tentang bab ini akan dipaparkan pada bab-bab berikutnya.
   Adapun kandungan bab ini menyangkut masalah yang paling besar dan paling  mendasar, yaitu pembahasan tentang makna tauhid dan syahadat.
   Masalah tersebut telah diterangkan oleh bab ini dengan beberapa hal yang cukup jelas, antara lain :
1-Ayat dalam surat Al Isra’. Diterangkan dalam ayat ini  sanggahan terhadap orang-orang musyrik, yang memohon kepada orang-orang yang sholeh, oleh karena itu, ayat ini mengandung suatu penjelasan bahwa perbuatan mereka itu adalah syirik besar ([1]).
2-Ayat dalam surat At taubah. Diterangkan dalam ayat ini bahwa orang-orang ahli kitab telah menjadikan orang-orang alim dan pendeta pendeta mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah, dan dijelaskan pula bahwa mereka hanya diperintahkan untuk menyembah kepada satu sesembahan, dan menurut penafsiran yang sebenarnya mereka itu hanya diperintahkan untuk taat kepadanya dalam hal-hal yang tidak bermaksiat kepada Allah, dan tidak berdoa kepadanya.
3-Kata-kata Nabi Ibrahim u  kepada orang-orang kafir : “sesungguhnya saya berlepas diri dari apa yang kalian sembah, kecuali ( saya hanya menyembah) Dzat yang menciptakanku”.
Di sini beliau mengecualikan Allah dari segala sesembahan.
Pembebasan (dari segala sembahan yang batil) dan pernyataan setia (kepada sembahan yang haq, yaitu : Allah) adalah makna yang sebenarnya dari syahadat “La Ilaha Illallah”.

Allah I berfirman :
] وجعلها كلمة باقية في عقبه لعلهم يرجعون [
“Dan Nabi Ibrahim menjadikan kalimat syahadat ini kalimat yang kekal pada keturunannya, agar mereka ini kembali ( kepada jalan yang benar ).” (QS. Az Zukhruf, 28 )
4-Ayat dalam surat Al Baqarah yang berkenaan dengan orang-orang kafir, yang dikatakan oleh Allah dalam firmanNya :
] وما هم بخارجين من النار [
“Dan mereka tidak akan bisa keluar dari neraka”.
              
Disebutkan dalam ayat tersebut, bahwa mereka menyembah tandingan tandingan selain Allah, yaitu dengan mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah, ini menunjukkan bahwa mereka mempunyai kecintaan yang besar kepada Allah, meskipun demikian kecintaan mereka ini belum bisa memasukkan mereka kedalam agama Islam ([2]).
Lalu bagaimana dengan mereka yang cintanya kepada sesembahan selain Allah itu lebih besar dari cintanya kepada Allah ?
Lalu bagaimana lagi orang-orang yang cuma hanya mencintai sesembahan selain Allah, dan tidak mencintai  Allah?
4-Sabda Rasulullah r :

" من قال لا إله إلا الله وكفر بما يعبد من دون الله حرم ماله ودمه وحسابه على الله "
“Barang siapa yang mengucapkan لا إله إلا الله , dan mengingkari sesembahan selain Allah, maka haram darah dan hartanya, sedangkan perhitungannya kembali kepada Allah”.

Ini adalah termasuk hal yang penting sekali yang menjelaskan pengertian لا إله إلا الله . Sebab apa yang dijadikan Rasulullah sebagai pelindung darah dan harta bukanlah sekedar mengucapkan kalimat itu dengan lisan atau memahami arti dan lafadznya, atau mengetahui akan kebenarannya, bahkan bukan pula karena tidak meminta kecuali kepada Allah saja, yang tiada sekutu bagiNya, akan tetapi  harus disertai dengan tidak adanya penyembahan kecuai hanya kepadaNya.
Jika dia masih ragu atau bimbang, maka belumlah haram dan terlindung harta dan darahnya.
Betapa besar dan pentingnya penjelasan makna لا إله إلا الله yang termuat dalam hadits ini, dan betapa jelasnya keterangan yang dikemukakannya, dan kuatnya argumentasi yang diajukan bagi  orang-orang yang menentangnya.


([1] )Dapat diambil kesimpulan dari ayat dalam surat Al Isra’ tersebut bahwa makna tauhid dan syahadat “La Ilaha Illallah” yaitu : meninggalkan apa yang dilakukan oleh orang orang musyrik, seperti menyeru ( memohon ) kepada orang orang sholeh dan meminta syafaat mereka.
([2] )Dari ayat dalam surat Al baqoroh tersebut diambil kesimpulan bahwa penjelasan makna tauhid dan syahadat “La Ilaha Illallah” yaitu : pemurnian kepada Allah yang diiringi dengan rasa rendah diri dan penghambaan hanya kepadaNya.

DAKWAH KEPADA SYAHADAT “ LA ILAHA ILL ALLAH”



DAKWAH KEPADA SYAHADAT
 “ LA ILAHA ILL ALLAH”

   Firman Allah I :

] قل هذه سبيلي أدعو إلى الله  على بصيرة أنا ومن اتبعني وسبحان الله وما أنا من المشركين [
   “Katakanlah : ”inilah jalan ( agama ) ku, aku dan orang orang yang mengikutiku, aku berda’wah kepada Allah dengan hujjah yang nyata, maha suci Allah, dan aku tidak termasuk orang orang yang musyrik”. (QS. Yusuf, 108 )

   Ibnu Abbas t berkata : ketika Rasulullah r mengutus Muadz bin Jabal ke Yaman beliau bersabda kepadanya :

" إنك تأتي قوما من أهل الكتاب، فليكن أول ما تدعوهم إليه شهادة أن لا إله إلا الله - وفي رواية : إلى أن يوحدوا الله -، فإن هم أطاعوك لذلك فأعلمهم أن الله افترض عليهم خمس صلوات في كل يوم وليلة، فإن هم أطاعوك لذلك فأعلمهم أن الله افترض عليهم صدقة تؤخذ من أغنيائهم فترد على فقرائهم، فإن هم أطاعوك لذلك فإياك وكرائم أموالهم، واتق دعوة المظلوم فإنه ليس بينها وبين الله حجاب ".
“Sungguh kamu akan mendatangi orang-orang ahli kitab ( Yahudi dan Nasrani) maka hendaklah pertama kali yang harus kamu sampaikan  kepada mereka adalah syahadat La Ilaha Illallahdalam riwayat yang lain disebutkan “supaya mereka mentauhidkan Allah”-, jika mereka mematuhi apa yang kamu da’wahkan, maka sampaikan kepada  mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka sholat lima waktu dalam sehari semalam, jika mereka telah mematuhi apa yang telah kamu sampaikan, maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka zakat, yang diambil dari orang-orang kaya diantara mereka dan diberikan pada orang-orang yang fakir. Dan jika mereka telah mematuhi apa yang kamu sampaikan, maka jauhkanlah dirimu dari harta pilihan mereka, dan takutlah kamu dari doanya orang orang yang teraniaya, karena sesungguhnya tidak ada tabir penghalang  antara doanya  dan  Allah” ( HR. Bukhori dan Muslim ).

   Dalam hadits yang lain, Imam Bukhori dan Muslim meriwayatkan dari Sahl bin Sa’d  t, bahwa Rasulullah r disaat perang khaibar bersabda :
" لأعطين الراية غدا رجلا يحب الله ورسوله، ويحبه الله ورسوله، يفتح الله على يديه"، فبات الناس يدوكون ليلتهم أيهم يعطاها، فلما أصبحوا غدوا على رسول الله r كلهم يرجون أن يعطاها، فقال : " أين علي بن أبي طالب ؟، فقيل : هو يشتكي عينيه، فأرسلوا إليه فأتي به، فبصق في عينيه ودعا له، فبرأ كأن لم يكن به وجع، فأعطاه الراية، فقال :" انفذ على رسلك حتى تنـزل بساحتهم، ثم ادعهم إلى الإسلام، وأخبرهم بما يجب عليهم من حق الله تعالى فيه، فوالله لأن يهدي الله بك رجلا واحدا خير لك من حمر النعم"، يدوكون أي يخوضون ".

   “Sungguh akan aku serahkan bendera (komando perang) ini besok pagi kepada orang yang mencintai Allah dan RasulNya, dan dia dicintai oleh Allah dan RasulNya, Allah akan memberikan kemenangan dengan sebab kedua tangannya”, maka semalam suntuk  para sahabat memperbincangkan siapakah diantara mereka yang akan diserahi bendera itu, di pagi harinya mereka mendatangi Rasulullah r,. masing masing berharap agar ia yang diserahi bendera tersebut, maka saat itu Rasul bertanya : “di mana Ali bin Abi Tholib ?, mereka menjawab : dia sedang sakit pada kedua matanya, kemudian mereka mengutus orang untuk memanggilnya, dan datanglah ia, kemudian Rasul meludahi kedua matanya, seketika itu dia sembuh seperti tidak pernah terkena penyakit, kemudian Rasul menyerahkan bendera itu kepadanya dan bersabda : “melangkahlah engkau kedepan dengan tenang hingga engkau sampai ditempat mereka, kemudian ajaklah mereka kepada Islam ([1]), dan sampaikanlah kepada  mereka akan hak hak Allah dalam Islam, maka demi Allah, sungguh Allah memberi hidayah kepada seseorang dengan sebab kamu itu lebih baik dari onta-onta yang merah” ([2]).
   Kandungan bab ini :
1-Dakwah kepada “ La Ilaha Illallah” adalah jalannya orang orang yang setia mengikuti Rasulullah r.
2-Peringatan akan pentingnya ikhlas [dalam berdakwah semata mata karena Allah], sebab kebanyakan orang kalau mengajak  kepada kebenaran, justru mereka mengajak kepada [kepentingan] dirinya sendiri.
3-Mengerti betul akan apa yang didakwahkan adalah termasuk kewajiban.
4-Termasuk bukti kebaikan tauhid, bahwa tauhid itu mengagungkan Allah.
5-Bukti kejelekan syirik, bahwa syirik itu merendahkan Allah.
6-Termasuk hal yang sangat penting adalah menjauhkan orang Islam dari lingkungan orang orang musyrik, agar tidak menjadi seperti mereka, walaupun dia belum melakukan perbuatan syirik.
7-Tauhid adalah kewajiban pertama.
8-Tauhid adalah yang harus didakwahkan pertama kali sebelum mendakwahkan kewajiban yang lain termasuk sholat.
9-Pengertian  “supaya mereka mentauhidkan Allah” adalah pengertian syahadat.
10Seseorang terkadang termasuk ahli kitab, tapi ia tidak tahu pengertian syahadat yang sebenarnya, atau ia memahami namun tidak mengamalkannya.
11-Peringatan akan pentingnya sistem pengajaran dengan bertahap.
12-Yaitu dengan diawali dari hal yang sangat penting kemudian yang penting dan begitu seterusnya.
13-Salah satu sasaran pembagian zakat adalah orang fakir.
14-Kewajiban orang yang berilmu adalah menjelaskan tentang sesuatu yang masih diragukan oleh orang yang belajar.
15-Dilarang mengambil harta yang terbaik dalam penarikan zakat.
16-Menjaga diri dari berbuat dzolim terhadap seseorang.
17-Pemberitahuan bahwa do’a orang yang teraniaya itu dikabulkan.
18-Diantara bukti tauhid adalah ujian yang dialami oleh Rasulullah r dan para sahabat, seperti kesulitan, kelaparan maupun wabah penyakit.
19-Sabda Rasulullah r : “Demi Allah akan aku serahkan bendera …” adalah salah satu dari tanda-tanda kenabian beliau.
20-Kesembuhan kedua mata Ali, setelah diludahi Rasulullah adalah salah satu dari tanda tanda kenabian beliau.
21-Keutamaan sahabat Ali bin Abi Tholib t.
22-Keutamaan para sahabat Rasul, [karena hasrat mereka yang besar sekali dalam kebaikan dan sikap mereka yang senantiasa berlomba lomba dalam mengerjakan amal sholeh] ini dapat dilihat dari perbincangan mereka dimalam [menjelang perang Khaibar, tentang siapakah diantara mereka yang akan diserahi bendera komando perang, masing-masing mereka menginginkan agar dirinyalah yang menjadi orang yang memperoleh kehormatan itu].
23-Kewajiban mengimani takdir Allah, karena bendera tidak diserahkan kepada orang yang sudah berusaha, malah  diserahkan kepada orang yang tidak berusaha untuk memperolehnya.
24-Adab di dalam berjihad, sebagaimana yang terkandung dalam sabda Rasul : “berangkatlah engkau dengan tenang”.
25-Disyariatkan untuk mendakwahi musuh sebelum memeranginya.
26-Syariat ini berlaku pula terhadap mereka yang sudah pernah didakwahi dan diperangi sebelumnya.
27-Dakwah harus dilaksanakan dengan bijaksana, sebagaimana yang diisyaratkan dalam sabda Nabi : “ … dan sampaikanlah kepada mereka tentang hak hak Allah dalam Islam yang harus dilakukan”.
28-Wajib mengenal hak hak Allah dalam Islam [3].
29-Kemuliaan dakwah, dan besarnya pahala bagi orang yang bisa memasukkan seorang saja  kedalam Islam.
30-Diperbolehkan bersumpah dalam menyampaikan petunjuk.


([1] )Ajaklah mereka kepada Islam, yaitu kepada pengertian yang sebenarnya dari kedua kalimat syahadat, yaitu : berserah diri kepada Allah, lahir dan batin, dengan mentaati segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya, yang disampaikan melalui RasulNya.
([2] )onta onta merah adalah harta kekayaan yang sangat berharga dan menjadi kebanggaan orang arab pada masa itu.
([3] )Hak Allah dalam Islam yang wajib dilaksanakan ialah seperti sholat, zakat, puasa, haji dan kewajiban kewajiban lainnya.